"Penambahan kasus terkonfirmasi positif bertambah di Bogor"
"Cianjur, ada kluster baru penyebaran covid-19"
Begitulah berita yang kubaca dari hari ke hari. Semua info, data dan fakta menjurus pada satu kesimpulan di otakku, kapan ini berakhir? Aku saja guru bosan, apalagi anak-anakku. Sebagai contoh, anakku sudah mulai tak semangat merespon tugas dan pembelajaran dari gurunya. Dia tidak butuh buku tapi butuh temu.
Yah, temu. Satu kata itu seolah menghipnotis ribuan bahkan jutaan anak bangsa yang rindu akan temu. Namun, hanya tahun ini dalam sejarahnya sekolah ada libur sepanjang masa. Mereka akhirnya menyesali dulu, pernah berharap kalender merah semua. Sekarang itu terjadi.
Tak ada yang mengira bahwa dia akan diwisuda hanya di depan sebuah gawai. Menyematkan toga sendiri dan memindahkannya sendiri. Hanya ditatap dari jauh. Tanpa pelukan ucapan selamat secara langsung. Dokumentasi foto dan video.
Begitulah, semua berubah. Maka tak ada yang tidak mungkin di Dunia ini. Kun fa yakun, Jika Allah menghendaki maka terjadilah. Yah semua terjadi atas kehendak-Nya. Itu yang perlu kita sadari bersama. Sebagai dasar kita berpijak sebagai umat beragama. Apapun yang terjadi hari ini telah digariskan Tuhan. Kita cukup berikhtiar dan sisanya tawakal.
Daripada kita sibuk menyalahkan orang lain. Sibuk mengira-ngira. Lebih baik kita fokus bagaimana mengakhiri ini semua dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Jaga diri, jaga keluarga dan jaga lingkungan.
Posting Komentar
Posting Komentar