DIBURU WAKTU

{Vie}

Saat ini ingin aku mengeluh, tapi tak ada guna. Semua sudah ku pilih dan aku harus lalui. Begitu nikmat dikejar waktu hingga mata, hati dan otak semua berkejaran. 

Setumpuk tugas bernama amanat. Sebuah tagihan atas nama kesempatan dan hal lain yang cukup menguras energi waktu dan perasaan. 

Yah, pakai perasaanlah. Tak mungkin bersenandika tanpa rasa. Kata akan hambar tak berasa jika kita hanya menulis cerita tanpa makna.

Tiga puluh hari bersenandika berkejaran dengan enam puluh hari posting di blog. Semuanya kadang membuat ingin berhenti saja. Belum lagi tugas-tugas yang selalu ingin ikut menemani dalam  roller coaster perjalanan penaku.

Kadang malam ku lalui dengan terkantuk mengetik mimpi. Kadang mimpi sedang mengetik kehidupan. Hingga lupa mana maya yang mana nyata. Semua ku nikmati.

Ya, aku menikmati proses kekacauan pikiranku. Sensasi berkejaran dengan waktu dan ide tulisan adalah hal yang tak ku temui dalam kemalasan. 

Produktivitas  mengundang kreatifitas tinggi. Pada akhirnya, istirahat yang nikmat adalah saat kita sedang benar-benar lelah. Otakku dipaksa bergolak pada tujuan, dan strategi perang dalam memenangkan sebuah harapan.