header Diary Jingga

Ambyar

Posting Komentar
Hari ini aku mau curhat saja deh. Curhat bagaimana rasanya sudah menulis panjang kali lebar kali tinggi ehh tiba-tiba hilang ditelan bumi. Ehh bukan bumi, karena kita lagi di dunia Maya. Hilang deh ditelan Maya. Nanti Maya marah lagi hehe.

Jadi tadi itu, sudah tulis kira-kira lima paragraf tentang bahasa kasih. Sudah searching sana-sini. Susah payah menyisipkan cerita sedikit biar menarik. Tadinya sih hari ini itu mau mencerahkan beberapa pemikiran dan hubungan antar personal dalam keluarga dalam bentuk bahasa kasih.

Entah karena beralih dari android ke PC, entah karena aku yang ceroboh. Karena beberpa waktu lalu juga satu tulisan ke hapus kala mau edit. Mau nya menangis guling-guling, tapi tenang karena masih ada tulisan itu di halaman lain tinggal salin.

Nah, kalau hari ini aku menggetiknya langsung di blog. Jadi kalau kata bahasa sekarang mah ambyar deh. Dipikir-pikir kalau tulis menulis enak pakai buku diary kayak dulu.

Aku itu hobi banget nulis diary. Sampai SMA koleksi buku diary ku puluhan. Tiap hari menulis. Teman berantem, ditulis. Peer banyak lalu mengeluh lewat diary. Naksir cowok pastinya ditulis. Nah ini perkara yang bikin boros buku diary. Perihal cowok.

Tapi sekarang kayaknya  sudah gak zaman ya. Kita lebih suka update status dibanding menulis diary. Kalau aku gimana?

Yaa itu tadi, menulis di alat elektronik kehapusnya itu yang bikin eneg. Hilangnya itu yang susah dicari. Dan satu lagi plagiatnya itu yang bikin naik darah.

Dalam dunia kepenulisan.L, Plagiat adalah kejahatan intelektual. Bisa-bisanya orang salin tulisan kita. Ehh nama kita yang seuprit itu dia hilangkan begitu saja. Kan gak ada otaknya ya? Kita capek menulis pakai otak. Ehh dia menjiplak tanpa otak.

Dikira ga akan kena azab kali ya?
Nanti akan ada judul sinetron, azab sang plagiat. Hahaha ketawa jahat.

Sekian dari aku yang hari ini gugurutu. 
Vie
I am a simple woman. Penyuka warna jingga. Seorang Ibu juga seorang pendidik yang menggandrungi dunia kepenulisan. Volunteer di Komunitas Guru Belajar (KGB) Sukabumi dan Komunitas Guru Madrasah Menulis

Related Posts

Posting Komentar