Vie
Hari ini aku melihat mendung dalam pusara waktu. Beberapa kali jam berdentang hanya untuk menyuarakan tanya akan kabarmu. Lalu kembali kuusap gawai pengobat jemu. Kau pun tak ada di sana.
Desir angin ribut berbisik saling sahut mengabarkan keburukan. Satu sisi hati menenangkan, logika mengkhawatirkan. Sampai aku tak sabar menunggu. Bagaimana kabarmu.
Cepat pulang, dan berikan senyuman. Sungguh aku tak bisa bertahan lagi dalam kegelisahan. Suara gemuruh petir semakin mengabarkan kekacauan pikiranku. Aku bergetar di sudut harapan berdoa agar badai ini selesai. Lalu kau kembali tanpa ada yang kurang satu apa pun.
Posting Komentar
Posting Komentar