Oleh Vie
"Mah...! Ini gimana caranya?"
Baru saja, satu piring bersih teraliri air. Raka sudah menjerit.
"Diwarnain sayang" aku teriak dari dapur.
"Aku gak tahu warna virusnya"
"Raka, sukanya warna apa?" Terpaksa mengalah mendekati
"Tapi nanti kalau salah, takut Bu guru marah"
"Bu guru kan baik, tidak pernah marah kan"
"Iya, baik. Gak kayak mama, marah-marah melulu"
Jleb... Sabar-sabar, batinku mencoba tetap tersenyum.
"Jadi, coba mama lihat gambarnya?"
"Ehh... Nanti aja ya mah, kalau film tayo nya selesai"
"Raka...!" taringku sudah mau muncul. Lalu memilih balik ke dapur sambil gigit daster.
'Kalau belum ngerjain, ngapain tanya-tanya' aku ngedumel.
"Mah...!" Lagi, dan aku memilih diam
"Mamah, ihh mamah... !!! temenin aku gambarnya gimana"
"Iya...!" Aku teriak lagi dari dapur. Kutinggalkan sayur yang sudah disiangi untuk dimasak.
"Pinjem hp mama ya buat lihat gambarnya" katanya merajuk
"Iya boleh, mama carikan gambarnya ya"
"Ok" jawabnya masih tetap pada layar televisi.
"Nih, sudah. Ayo gambar dulu yuk"
"Bentar lagi mah, tanggung"
"Raka...! Kalau gini terus mama marah nih" kataku mulai tak sabar
"Mama matikan nih yaa tv nya"
"Ihh mama mah, sebentar dulu ahh"rajuknya
"Trus ngerjainnya kapan?" Aku sudah mulai menggeram
"Raka lapar mah, mamam dulu ya"
'Gubrak' udah pinsan saja deh ya. Tapi keputusanku berubah dari pingsan memilih ngibrit ke dapur lagi.
Ada bakwan sisa pagi aku hantam.
Ada kerupuk di toples dilahap.
Lirik dikit di piring ada sisa ayam goreng satu, tak luput dari sasaran.
Tuhan... Kapan ini berakhir?
Selama 5 tahun menyekolahkan Raka dari TK dan sekarang kelas 3 SD. Kakaknya yang kelas 2 SMP. Aku belum pernah benar-benar berterimakasih pada guru.
Ohh, beginikah rasanya jadi guru. Baru Raka anakku, gimana dengan 29 anak lain. Aku tiba-tiba ingat senyum Bu Anya guru Raka. Ahh semoga Allah membalas jasa guru anak-anakku.
"Mama... Kakak nih ambil pensil aku" Raka berteriak lagi.
Dan aku menyerah jika mereka sudah bersatu. Maka drama hari ini tidak akan cepat berlalu. Pasti berakhir dengan pertengkaran dan aku mengeluarkan lengkingan suara emasku.
Sukabumi, 03 April 2020
Catatan hati Emak, di tengah Corona.
Posting Komentar
Posting Komentar